Foto : Maket Jembatan Selat Sunda–MI/Muhammad Naviandri/ip
JAKARTA: Rencana pembangunan mega proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak hanya menarik minat para investor lokal. Proyek pembangunan jembatan terpanjang di dunia itu juga diminati oleh sejumlah investor besar asal Malaysia, China, dan Jepang.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak mengungkapkan, rencana pembangunan tersebut diminati para investor dunia karena dianggap sebagai salah satu proyek kelas dunia terbesar dan cukup prestisius saat ini.
“Mereka berminat karena melihat JSS sebagai project kelas dunia karena nantinya akan menjadi jembatan terpanjang dengan panjang lebuh dari 28 kilometer. Kami ingin swasta terlibat sebesar-besarnya dalam proyek ini, tapi leader-nya tetap harus dari lokal,” ujarnya di sela rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (7/3).
Menurutnya, satu investor Malaysia yang berminat untuk berinvestasi di mega proyek tersebut adalah Khazanah Nasional. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jiran tersebut tertarik karena sebelumnya telah mengembangkan proyek sejenis di Putrajaya, Malaysia.
“Mereka sebelumnya pernah investasi di proyek yang hampir sama di Putrajaya, Malaysia, karena itu ingin coba lagi di sini. Kami memang inginkan konsep pengembangan kawasan di JSS seperti konsep pengembangan di sana, yaitu sebagai salah satu kawasan strategis nasional,” jelasnya.
Sementara itu, tambah dia, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga menyatakan minatnya untuk investasi dalam proyek pembangunan tersebut. Namun, terkait investor China yang juga menjajaki JSS, Hermanto enggan menyebutkan lebih lanjut.
“JICA selama ini memang membantu kami dalam diskusi terksit teknis pembangunan. Karena mereka kan juga pernah membangun jembatan serupa di sana, jadi semacam transfer teknologi. Tapi belakangan mereka jajaki kemungkinan kerjasama dalam pembangunan,” ungkapnya.
Adapun investor lokal yang sejak awal berminat untuk ikut serta dalam proyek pembangunan JSS adalah Grup Artha Graha. Perusahaan tersebut telah melakukan tahap pre feasibility study (FS) untuk melihat kelayakan teknis dan finansial proyek tersebut.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak mengungkapkan, rencana pembangunan tersebut diminati para investor dunia karena dianggap sebagai salah satu proyek kelas dunia terbesar dan cukup prestisius saat ini.
“Mereka berminat karena melihat JSS sebagai project kelas dunia karena nantinya akan menjadi jembatan terpanjang dengan panjang lebuh dari 28 kilometer. Kami ingin swasta terlibat sebesar-besarnya dalam proyek ini, tapi leader-nya tetap harus dari lokal,” ujarnya di sela rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (7/3).
Menurutnya, satu investor Malaysia yang berminat untuk berinvestasi di mega proyek tersebut adalah Khazanah Nasional. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jiran tersebut tertarik karena sebelumnya telah mengembangkan proyek sejenis di Putrajaya, Malaysia.
“Mereka sebelumnya pernah investasi di proyek yang hampir sama di Putrajaya, Malaysia, karena itu ingin coba lagi di sini. Kami memang inginkan konsep pengembangan kawasan di JSS seperti konsep pengembangan di sana, yaitu sebagai salah satu kawasan strategis nasional,” jelasnya.
Sementara itu, tambah dia, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga menyatakan minatnya untuk investasi dalam proyek pembangunan tersebut. Namun, terkait investor China yang juga menjajaki JSS, Hermanto enggan menyebutkan lebih lanjut.
“JICA selama ini memang membantu kami dalam diskusi terksit teknis pembangunan. Karena mereka kan juga pernah membangun jembatan serupa di sana, jadi semacam transfer teknologi. Tapi belakangan mereka jajaki kemungkinan kerjasama dalam pembangunan,” ungkapnya.
Adapun investor lokal yang sejak awal berminat untuk ikut serta dalam proyek pembangunan JSS adalah Grup Artha Graha. Perusahaan tersebut telah melakukan tahap pre feasibility study (FS) untuk melihat kelayakan teknis dan finansial proyek tersebut.
Sumber : http://arsipberita.com/show/malaysia-jepang-china-minati-jembatan-selat-sunda-175566.html
0 komentar :
Posting Komentar